Jabarekspres – Nasib Bandara Kertajati atau Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang sudah sejak lama sepi aktivitas sepertinya akan mulai menggeliat.
Sebab Bandara Kertajati saat ini sedang ditawar-tawarkan ke investor Asing oleh pemerintah pusat melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Budi Karya Sumadi.
Manurut Budi, sudah ada dua investor dari dua negara yang tertarik dengan keberadaan Bandara Kertajati. Yaitu dari India dan Arab Saudi.
Sehingga jika ini terlaksana, pengelolaan dan kepemilikan Bandara Kertajati akan dikelola oleh perusahaan asing itu.
Meski begitu, Budi Karya enggan menjelaskan mengenai besaran kepemilikan sahan dari perusahaan asing tersebut. Namun, lanjut dia, pihaknya bersama Pemerintah provinsi Jawa Barat sedang menawarkan kepada Investor dari Indis dan Arab Saudi.
‘‘Jadi dua perusahaan asing itu berminat akan membeli saham,” ucap Budi Karya kepada wartawan, Kamis, (19/1).
Dia mengatakan, sejauh ini kondisinya sangat memprihatinkan, selain sepi aktivitas, Bandara yang terletak di Kabuaten Majalengka itu tidak ada jadwal penerbangan rutin.
Untuk itu, jika ini terwujud, Pemerintah Indonesia akan mengizinkan maskapai penerbangan asing dari negara timur tengah untuk membuka konektivitas.
Budi Karya menuturkan, ketika kunjungan kerja ke India dan Arab Saudi, Budi Karya juga sempat meminta kepada maskapai penerbangan asing Saudi, Qatar, Etihad dan Emirate untuk membuka jalur penerbangan di Bandara Kertajati.
‘’Jadi untuk kepentingan ibadah umrah dan haji, pemerintah memberikan kesempatan luas buat Arab saudi membuka maskapai penerbangannya di Bandara Kertajati,’’ ucap Budi.
Selain itu, Kertajati juga akan dikembangkan untuk angkutan kargo dan bengkel perbaikan pesawat atau Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO).
‘’Ini sangat strategis karena berdekatan dengan Pelabuhan Patimban,’’ ujarnya.
Untuk diketahui saat ini, PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) merupakan pemegang saham mayoritas dengan komposisi 83,88 persen.
Kemudian PT angkasa Pura II (Persero) juga memiliki saham dengan jumlah 13,78 persen. Kemudian Kopkar Praja 1,65 persen dan BUMD Pempro Jabar PT Jasa Sarana 0,69 persen.
Selain itu, semenjak selesai dibangun, sempat dibelakukan perpindahan jadwal penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati.